Unika Santu Paulus Gelar Wisuda Daring, Prof. Astawa Tekankan SDM Unggul

Untuk kedua kalinya setelah berubah status dari sekolah tinggi menjadi universitas, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng melepas ratusan mahasiswanya ke dunia kerja melalui upacara wisuda. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini Unika Santu Paulus Ruteng melaksanakan upacara wisuda secara virtual. Para wisudawan, orang tua, tamu undangan, dan para dosen mengikuti rangkaian acara wisuda secara daring melalui aplikasi zoom meeting.

Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si., Kepala LLDIKTI VIII, melalui video conference menyampaikan, antara lain, bahwa saat ini budaya mutu telah menjadi isu sentral dalam pengembangan pendidikan, terutama di jenjang Pendidikan Tinggi. Menurut Prof Astawa, demikian sapaan akrab beliau, mutu tidak lagi hanya menjadi gaya hidup pakai bagi tiap insan yang terlibat dalam pendidikan. Peningkatan kualitas melalui berbagai jalur pendidikan justru tidak pernah berakhir melainkan harus terus dibenahi seiring revolusi pengetahuan, informasi, dan teknologi. Prof. Astawa, dalam hal ini menekankan ketercapaian sumber daya manusia unggul di tengah gelombang perubahan pada abad ke-21.

Kepada para wisudawan, Prof. Astawa menegaskan, “Dunia saat ini terus bergerak dan berubah begitu cepat sehingga siapa saja yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan, maka ia akan tergilas oleh perubahan itu. Setiap insan, termasuk para wisudawan yang saat ini diwisuda, wajib untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya, terutama kesiapan mental dan berbagi kecakapan sehingga bisa tetap eksis dalam menghadapi dan menikmati gelombang persaingan,” tegasnya.  

Terkait kualitas pendidikan tinggi sebagai lembaga formasi untuk penyiapan dan peningkatan sumber daya manusia, Prof. Astawa mengatakan bahwa pengelolaan perguruan tinggi yang berkualitas dapat dilihat dari pencapaian Akreditasi, baik Akreditasi Program Studi maupun Akreditasi Institusi. Pencapaian Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi tidak dapat terwujud begitu saja. Menurutnya, perlu dan butuh kerja sama atau sinergitas antara seluruh pemangku kepentingan. “Pengelola dan Penyelanggara Pendidikan Tinggi saat ini tidak lagi bisa bekerja tanpa berbasis data dan regulasi. Perlu tumpuan pada pola recording dan reporting yang baik, benar dan sistematik serta akuntabel,” urainya.

“Di era kekinian persaingan tidak hanya terjadi di tingkat pencari kerja saja. Akan tetapi pengelola Perguruan Tinggi tidak luput pula dengan persaingan. Perguruan Tinggi wajib meningkatkan mutu pendidikan secara sistematik dan berkelanjutan. Bahkan, sekarang, berbagai peraturan telah diterbitkan oleh pemerintah untuk menjadi acuan atau pedoman dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.” (Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si).

Unika Santu Paulus Ruteng pada tahun 2020 ini melepas 847 wisudawan dari 2 (dua) fakultas, yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidian (FKIP) dan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Pertanian (FIKP) yang didasari SK Rektor Unika Santu Paulus Ruteng No. 30/USP/R00/KR07/KPT/11/2020. Wisudawan dari FKIP berasal dari 6 (enam) Program Studi (Prodi) dan dari FIKP 3 (tiga) Prodi yang semuanya terakreditasi. Wisudawan dari FKIP terdiri dari 21 wisudawan Prodi Pendidikan Teologi, 51 wisudawan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, 277 wisudawan Prodi PGSD, 74 wisudawan Prodi Pendidikan Matematika, 164 wisudawan Prodi PGPAUD, dan 174 wisudawan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sementara itu, wisudawan dari FIKP terdiri dari D-III Kebidanan sebanyak 41, S1 Keperawatan berjumlah 24, dan Pendidikan Profesi Ners berjumlah 18.

Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A, Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, dalam sambutannya mengharapkan bahwa semua perlakukan akademis dan nonakademis yang diterima dari lembaga Unika Santu Paulus mampu menjadikan tiap alumnus menjadi pribadi yang mandiri, inovatif, kreatif, dan produktif. “Kiranya kekayaan akademis dan nonakademis yang Anda terima dari kampus ini membuat Anda mampu bersaing di era digital yang penuh kompetisi,” harapnya.

Pada Tahun ini Unika Santu Paulus Ruteng memilih tema wisuda, “Membangun Generasi Unggul yang Siap Mengabdi dan Mengembangkan Keilmuan bagi Masyarakat”. Ledobaldus Rolling Mujur, S. Fil., MM., Ketua Yayasan Santu Paulus Ruteng, dalam sambutannya menegaskan, antara lain, bahwa generasi unggul harus menguasai ilmu pengetahuan. Romo Roling, begitu sapaan beliau, menyatakan, dunia sekarang menuntut orang menjadi benar-benar ahli di bidang tertentu. Walaupun cenderung membuat orang menjadi kurang berpengetahuan di bidang lain, sistem ini telah berhasil melahirkan banyak ahli. Selain itu, generasi unggul harus memiliki moral dan spiritualnya yang mumpuni. Dalam hal ini, akhlak menjadi suatu hal yang mutlak diperlukan. Bagi Romo Roling, akhlak mulia harus menjadi cerminan dari spiritual yang hebat. Generasi unggul, karena itu, harus didirikan dengan akhlak yang baik.(*Kont/Adm: AN/RN)